Senin, 20 Februari 2012

Keinginan

Sore nan indah
seakan terang mulai pudar
sepiring sinar tertinggal di mejaku
menatapku tanpa kata dan tanpa ajakan
untuk menyentuhnya
mencibir sorotnya seakan menakutkan
menghambur-hambur dunianya di depanku
ahhh...
arrghh...

Andai bunga mekar di sore hari
mengapa harus pagi?
aku selalu telat bangun
aku selalu menyusur malam dalam tidur
temanku yang bernama insomia selalu hadir
di saat malam-malam kudusku
dia selalu merangkulku tanpa kata
aku kehilangan fajarku karena dia akhir-akhir ini adalah terdekatku
aku kehilangan saat bunga mekar pertama kali
teriak hatiku membangunkan sembilan

Puisi ini terasa berat
tanganku menjadi beku tanpa bisa
menggores lembaran putih
kuhanya bisa menulis dalam udara
dalam oksigen yang tak tersentuh
perubahan hati memberi goncangan hebat
membuat rencanaku banyak berguguran

di saat hati menjadi kering
menulis puisi menjadi begitu sengsara
menulis puisi menjadi pekerjaan tersulit
melihat benda mati seakan hidup
melihat benda hidup seakan mati
aneh....

Ini hanya puisi
sebuah permainan kata penuh rekayasa
pelepas penat demi ribuan kata tak terungkap
berharap...
Amin.