Pentingnya
pekerjaan Trubetzkoy yang dia coba memberikan sebuah analisis fonologikal dari
kontras fonetik. Dalam kerangkanya, adalah mungkin tidak hanya mendeskripsikan
oposisi adalah /p/ dan /b/, seperti dalam bahasa Inggris /pIn/ dan /bIn/,
sebagai bersuara, tetapi juga dikarakteristikkan sebagai bilateral,
proporsional, privatif, dan neutralizable (ternetralisasi). Dengan dugaan ini,
Trubetzkoy telah dapat menyatakan bagaimana kontras fonetik yang sama mungkin
berbeda struktur dalam bahasa lain. Tergantung pada sistem, sebuah pemberian
oposisi mungkin menjadi privatif dalam suatu bahasa tetapi gradual (berjenjang)
dalam bahasa lainnya (contoh, /u/ : /o/ dalam Yoruba dan Turki).
Sementara perhatian
Trubetzkoy telah menangkap properti fonological seperti kontras fonetik
yang sering sebagai bersuara dalam konsonan dan tinggi dalam vokal,
perhatian Jacobson, menemukan anggota lain dari Sekolah Prague, sedikit
berbeda. Jacobson ingin membangun sebuah teori fonologi yang akan meramalkann
hanya oposisi-oposisi itu yang dapat ditemukan dalam bahasa-bahasa. Pada
khususnya, dia berhipotesis bahwa kehadiran beberapa oposisi fonetik
menghalangi kehadiran oposisi lain. Untuk contoh, dalam kerja seperti Jakobson,
Fant dan Halle (1952) dan Jakobson dan Halle (1956) mempertahankan
bahasa-bahasa itu tidak mempunyai perbedaan antara konsonan labial, velar, dan
faringal, bahwa /CW/, /CƜ/, dan /C/ berturut-turut. Jacobson
mengklaim bahwa sebuah pemberian bahasa akan kontras hanya satu dari ketiga
tipe konsonan dengan /C/ sederhana/datar. Dengan demikian, dapat menjadi
oposisi antara /C/ dan /CW/, /C/ dan /CƜ/, /C/ dan /Ç/, satu
tidak bisa ditemukan sebuah oposisi antara /CW/ dan /CƜ/,
/CƜ/
dan /Ç/, /CW/ atau /Ç/. Saling terpisah dari 3 jenis konsonan memimpin Jacobson, Fant
dan Halle bertujuan bahwa mereka adalah realisasi fonetik permukaan/dangkal dari
fitur pokok yang sama dari kedataran/kerataan. Hipotesis mereka bahwa terdapat
nomor batasan dari ciri-ciri seperti itu, dikatakan 12 sampai 15, yang bersama
anggota semua oposisi ditemukan dalam bahasa-bahasa di dunia.
Sejak lebih dari 12 sampai 15 ciri-ciri fitur fonetik sulit
dibedakan dari variasi bunyi yang terjadi pada bahasa-bahasa, itu menjadi nyata
bahwa beberapa ciri-ciri fonetik ini akan menjadi “conflated” kumpulan yang
terbatas dari fonologikal atau ciri-ciri distingtif. Mewakili ini, kemudian,
sebuah permulaan awal utama dari studi fonetik tentang bunyi tuturan. Dalam
kerjanya, ahli fonetik dan fonologi lain, memberikan sebuah asumsi bahwa fitur
yang sama dipakai menggolongkan kontras fonologi dalam sebuah bahasa dan
mendeskripsikan isi fonetik dari bunyi tuturan yang bervariasi. Pandangan
Jakobson bahwa terdapat perbedaan fonetik tertentu, seperti labialisasi,
velarisasi, dan paringalisasi, yang
tidak tersedia didalamnya sebagai ciri-ciri
tetapi cukup mewakili lebih dari fitur fonologi dasar dari flatnees.
Jadi, untuk kali pertama, kemungkinan adalah menghibur bahwa kumpulan ciri-ciri
fonologikal mungkin tidak sama seperti kumpulan ciri-ciri fonetik.
1. Artikulatori vs
Ciri Akustik
Sejak studi fonetik awal, bagian-bagian telah diklasifikasi
menurut properti artikulatori mereka. Pada konsonan, untuk contoh, seseorang
bertanya dimana sebuah bunyi dihasilkan (tempat artikulasi), bagaimana itu
dihasilkan (cara artikulasi), dan apa keadaan glotis (bersuara, tak bersuara,
dll). (Faktor lain dimasukkan bagaimana mekanisme aliran udara dilibatkan dan
apakah velum tinggi atau rendah). Pada vokal, seseorang bertanya lidah bagian
mana yang ditinggikan (depan, belakang, pusat/tengah), berapa banyak itu
ditinggikan (tinggi, tengah, rendah), dan apakah bibir bulat. Saat ini sangat
umum dan cara lama mengklasifikasi bunyi-bunyi, sekarang mungkin dengan
kemajuan teknologi mengelompokkan bunyi-bunyi menurut properti akustik mereka. Bahwa,
ciri-ciri fonetik demikian sebagai suatu yang membedakan [p] dari [b] dapat
menyatakan salah satu dalam batasan apa yang dilibatkan dalam produksi bunyi
dalam sistem vokal atau dalam batasan karakteristik dari sinyal akustik yang
disimpulkan dari tanda-tanda artikulatori berbeda. Pada kata lain, segmen-segmen
dapat serupa (atau tidak serupa) salah satu dalam cara mereka dihasilkan atau
dalam cara mereka dibunyikan, dua aspek yang tentu ada berhubungan.
Walaupun tekanan berlebihan diberikan pada sudut artikulatori
fonetik, terdapat beberapa kasus penting dimana properti fonologikal tidak
dapat menjadi anggota karena tanpa mempertimbangkan properti akustik bunyi
dalam pertanyaan. Sebuah kasus mudah ditampilkan dalam data berikut dari
Fe?fe?-Bamileke:
[vap] ‘to whip’
[fat] ‘to eat’
[čak] ‘to seek’
Pada
bahasa ini, oral stop [p], [t], dan [k] dapat terjadi pada akhir kata
mendahului dari sebuah vokal tak bulat rendah. Dalam kata yang berbeda antara [a] (vokal depan yang mirip ke vokal Prancis patte ‘paw’) dan [ɑ] (vokal belakang
yang serupa dengan bunyi ɑ pada ‘father’ dalam dialekt tertentu dalam bahasa
Inggris) semuanya berlebihan : sebelum [p] dan [k] kami menemukan [ɑ], dan
sebelum [t] kami menemukan [a]. Pertanyaannya adalalah, mengapa?
Selagi vokal depan mungkin jadi yang diharapkan menjadi ke
belakang sebelum vokal belakang (velar), perubahan dari /a/ ke /ɑ/ sebelum [p]
tidak mudah dijelaskan. Itu akan nampak pada [p] dan [k], yang bersama
berfungsi dalam proses belakang ini, telah ada fitur fonetik secara umum--- dan
bahkan artikulatori mereka dihasilkan pada perbedaan ekstrim dalam rongga
mulut.
Alasan bahwa [p] dan [k] bersama sebagai sebuah properti akustik
yang mana [t] tidak dapat bersama dengan
salah satu. Kedua [p] dan [k], sejak mereka dihasilkan pada posisi tepi
(periphery) dari dari rongga mulut (satu di bibir dan satu di belakang mulut), hasil
konsentrasi dari energi dalam frekuensi rendah spektrum bunyi (lihat Fant, 1960
untuk diskusi lebih lanjut). Sejak bunyi alveolar/dental dan palatal memotong
rongga mulut menjadi dua, mereka tidak membuat sebuah rongga mulut yang besar,
tetapi cukup dua rongga mulut yang lebih kecil. Akibatnya mereka mempunyai
sebuah berkonsentrasi dari energi dengan frekuensi tinggi dari spektrum bunyi.
Perbedaan akustik ini secara langsung menyatu ke dalam sistem fitur yang
diusulkan oleh Jacobson, dkk. Konsonan labial dan velar disebut bersama adalah properti
graveness (low tonality/frekuensi rendah), dan alveolar dan palatal bersama
adalah properti acuteness (high tonality/frekuensi tinggi).
Pembentukan vokal [a] dan [ɑ], vokal belakang, seperti konsonal
labial dan velar, dihasilkan di periphery dari rongga mulut, sejak lidah naik
ke belakang mulut; vokal depan, seperti konsonan dental/alveolar dan palatal,
dihasilkan pada bagian non-peripheral (atau medial/tengah) rongga mulut, sejak
lidah naik ke tengah mulut. Sebagai akibat, konsonan dan vokal keduanya berbeda
dalam properti akustik dari graveness/acuteness, seperti berikut:
Grave Acute
Labial C’s dental/alveolar
C’s
Velar C’s palatal
C’s
Back V’s front
V’s
Sekarang
bahwa properti akustik dari konsonan dan vokal telah diidentifikasi,
bentuk-bentuk Fe?fe? diberikan diatas dapat menjadi keterangan karena dengan
cara yang berterus-terang. Sebagai ganti menulis sebuah aturan fonologi dalam
batasan segmen-segmen, seperti berikut :
/a/ → [ɑ]
/ ---
{
} ##
Yang mana
tengah /a/ menjadi /ɑ/ sebelum word-final [p] dan [k], aturan seharusnya
ditulis dalam batasan ciri-ciri fonetik :
Acute →
Grave / --- Grave ##
Low
V Low V C
Sebuah
vokal rendah acute menjadi sebuah vokal renldah grave sebelum konsonan grave.
Formulasi ini menyatakan bahwa proses pada pertanyaan secara fonetik mendorong:
vokal rendah telah berubah setuju pada graveness dengan konsonan word-final. Pada
pengertian ini, aturan ini bisa menjadi perbandingan dengan aturan kehadiran
palatalisasi pada awal bagian ini. Kedua aturan dimasukkan kasus assimilasi
dengan bagian-bagian yang memperoleh ciri-ciri bagian yang melingkupi.
Assimilasi ini dapat menjadi salah satu artikulatori atau akustik secara alami,
tergantung pada fitur yang berasimilasi. Demikian dibutuhan fitur artikulatori
dan akustik dalam fonologi (lihat Hyman, 1973a).
2. Fitur Binary dan
Nonbinary
Sementara satu inovasi Jacobson dan teman kerjanya telah telah
memasukkan fonetik akustik dalam fonologi, inovasi lain telah mengubah semua
fitur fonologi dalam yang berpasangan. Bahwa, sebuah sebuah fitur mempunyai
hanya dua nilai, satu yang ditunjuk sebagai [+F] dan yang lain sebagai [-F].
Pada banyak kasus hanyak hanya sebuah pendekatan berpasangan adalah fonologi
penting, seperti dalam oposisi yang Trubetzkoy istilahkan privatif. Demikian,
fonem adalah salah satu [+nasal] atau [-nasal], meskipun secara fonetik
beberapa bunyi mungkin menjadi lebih nasal berat daripada lainnya. Bunyi [b]
adalah sering dikatakan menjadi lebih bersuara penuh dalam bahasa Prancis
daripada dalam Bahasa Inggris. Untuk tujuan fonologikal, bagaimanapun keduanya adalah [+voice]. Agaknya akan ada
pernyataan fonetik yang menetapkan degree (tingkat/derajat) dari voicing atau
degree dari nasality, dll. Tetapi bahasa-bahasa rupanya akan jarang, jika
pernah, dipakai dua derajat/tingkat dari
voicing atau nasality untuk tujuan kontrastif.
Pada kasus lain, bagaimanapun, sifat dasar pasangan dari sebuah
fitur tidak menjadi jelas. Sementara oposisi equipollent Trubetzkoy, seperti
labial vs dental, dapat gampang diinterpretasi kembali sebagai [±labial] dan
[±dental] (meskipun ini bukan maksud Jacobson), oposisi gradual Trubetzkoy nampak
menentang reinterpretasi berganda. Jadi, vokal /i, e, Ɛ, æ/ berbeda dalam
derajat vokal tinggi dan akan nampak memerlukan sebuah skala, disebut dari
[vokal tinggi 1] untuk /æ/ ke [vokal tinggi 4] untuk /i/. Bagaimanapun, seperti
akan ditunjukkan dalam diskusi ciri-ciri vokal, Jacobson menafsirkan kembali
empat vokal tinggi ini dalam batasan 2 ciri binary (berpasangan), membaur dan
tersusun/rapi. Menurut pengakuan bahwa semua ciri adalah berpasangan,
menyangkut ciri-ciri yang adalah gradual secara logika dari sebuah sudut
pandang fonetik, Jacobson membuat sebuah perubahan penting dengan semua analisis
bunyi linguistik sebelumnya--- sebuah
perubahan yang masih diperdebatkan sampai sekarang, seperti kita akan lihat.
3. Fitur-fitur
Distingtif Jakobson dan Halle
Sejak fitur-fitur binary diusulkan akan
dirancang hanya menangkap oposisi fonologikal mencari pada bahasa-bahasa,
tetapi tidak sulit menangkap realisasi fonetik yang berbeda dari
oposisi-oposisi ini, mereka disebut satu set distinctive features. Sejak fitur-fitur ini tidak berarti menjadi
fitur-fitur fonetik, tetapi lebih fitur-fitur fonologikal, mereka bukan akun
untuk setiap detil fonetik dari segmen-segmen fonologikal.
Fitur-fitur Kelas Mayor
Barangkali fitu-fitur yang terbaik menyatakan motivasi pendekatan
Jakobson adalah ia membangun mengklasifikasi bunyi-bunyi kelas mayor. Walaupun
fonetik tradisional membedakan konsonal, vokal, glide (semivokal/semikonsonan),
dan liquid. Jacobson dkk mengusulkan 2 fitur binary, konsonantal dan vokalik.
Seperti semua fitur Jacobson, konsonantal dan vokalik dapat dirumuskan dalam
batasan dari salah satu akustik mereka atau korelasi artikulatori mereka. Jadi,
Jakobson dan Halle (1956:29) mendefinisikan fitur-fitur ini seperti berikut :
Vokalik/non-vokalic: akustik— kehadiran vs ketidakhadiran sebuah
struktur formant yang ditegaskan tajam; artikulatori— utama atau hanya eksitasi
(penguatan) pada glottis bersama dengan lintasan bebas melewati jalan vokal.
2 fitur
binary ini ditetapkan menjadi 4 kelas mayor segment, seperti berikut :
TRUE CONSONANT VOWEL LIQUID GLIDE
e.g. /p/ /a/ /l/ /y/
Kelas
konsonan yang benar (mencakup stop, frikatif, affrikatif, dan nasal) ditetapkan
sebagai [+cons, -voc], sejak mereka dikarakteristikkan dengan sebuah halangan
pada jalan vokal dan olehkarena itu tidak mengizinkan jalannya udara bebas;
kelas vokal, pada sisi lain, dikhususkan sebagai hanya oposisi, bahwa, [-cons,
+voc], karena tidak ada hambatan dan sebagai konsekuensi lintasan bebas udara
melalui jalan vokal. Kelas liquid (untuk contoh, bunyi /l/ dan /r/) dan
glides/semivokal (bunyi /w/ dan /y/) adalah intermediate antara 2 kelas ini,
bisa dilihat dari spesifikasi fitur mereka.
Spesifikasi ini menyatakan bahwa konsonan yang benar tidak ada
pada umumnya dengan vokal-vokal. Pada sisi lain, vokal-vokal dan liquid membagi
spesifikasi fitur [+voc], dan vokal dan semivokal membagi spesifikasi fitur
[-cons]. Sejak konsonan yang benar dan vokal tidak membagi spesifikasi fitur
secara umum, itu dilihat bahwa bahwa dua kelas ini tidak ada secara umum
kecuali mereka terdiri atas segmen-segmen. Pada kata lainnya, fitur-fitur
binary ini menyajikan sebuah cara
menyatakan “kelas natural” dari segmen-segmen:
C + L : [+cons]
C + G : [-voc]
V + L : [+voc]
V + G : [-cons]
Gagasan kelas alami adalah sesuatu yang penting dalam fonologi,
dan lainnya akan berhubungan dengan detail yang lebih besar pada 5.1.1. Untuk
maksud dari diskusi yang muncul, itu cukup dikatakan spesifikasi fitur itu
adalah dirancang membuat tuntutan spesifik tentang persamaan kelas segmen. Tuntutan
ini adalah dibenarkan dengan studi fonetik pada properti artikulatori dan
akustik bunyi dan dengan studi bahasa-bahasa khusus.
Jadi, jika tuntutan itu C + L, C + G, V + L, dan V + G membagi
properti secara umum adalah benar, bahasa-bahasa seharusnya diharapkan
merefleksikan tuntutan ini. Untuk contoh, aturan fonologi seharusnya terjadi
dimana konsonan yang benar dan bersama fungsi liquid pada input--- atau pada
output (lihat bagian 5). Seperti kita akan lihat pada 2.4, tuntutan dibuat dari
fitur Jacobson bagian ini hanya valid/sah sebagian.
Fitur-Fitur Distingtif vokal
Sebagai pusat pada bagian sebelumnya, vokal ditetapkan sebagai
[-cons, +vov]. Tambahan, tiga parameter tingginya lidah, posisi lidah, dan
bibit yang membulat adalah anggota karena dengan fitur diffuse, compact, grave,
dan flat, seperti pada tabel 2.1 (lihat Halle, 1962:389)
Tabel 2.1
|
i
|
e
|
æ
|
u
|
o
|
Ɔ
|
a
|
Consonantal
Vocalic
|
-
+
|
-
+
|
-
+
|
-
+
|
-
+
|
-
+
|
-
+
|
Diffuse
Compact
Grave
Flat
|
+
-
-
-
|
-
-
-
-
|
-
+
-
-
|
+
-
+
+
|
-
-
+
+
|
-
+
+
+
|
-
+
+
-
|
Voice
Continuant
Strident
Nasal
|
+
+
-
-
|
+
+
-
-
|
+
+
-
-
|
+
+
-
-
|
+
+
-
-
|
+
+
-
-
|
+
+
-
-
|
Fitur
diffuse, compact, grave, dan flat yang didefinisikan oleh Jacobson dan Halle
(1956:29) seperti berikut :
Compact/diffuse: akustik— konsentrasi tinggi (vs rendah) dari energi pada bagian
yang relatif sempit, daerah pusat spektrum, ditemani sengan sebuah kenaikan (vs
penurunan) dari total jumlah energi; artikulatori— bagian depan-diapit vs
bagian belakang-diapit (perbedaan terletak pada hubungan antara volume ruang
resonansi pada depan penyempitan paling dangkal dan belakang menyempit).
Grave/acute: akustik— konsentrasi dari energi pda frekuensi rendah (vs
tinggi) dari spektrum; artikulatori— periferal vs medial....
Flat/plain: akustik— fonem flat pada kontradiksi pada salah satu yang
berhubungan adalah dikarakteristikan dengan
perubahan menurun atau melemah dari beberapa komponen frekuensi yang tinggi;
artikulatori— fonem yang terbentuk (celah dipersempit) pada kontradiksi untuk
fonem akhir (celah diperluas) adalah dihasilkan dengan sebuah pengurangan mulut
belakang atau depan dari resonator mulut, dan sebuah gerak velarisasi bersamaan
resonator mulut.
Dari tabel 2.1 korelasi berikut dapat
dicatat antara fitur-fitur dan vokal-vokal mereka tetapkan:
[+diffuse] : high vowels
[-diffuse] : mid and low vowels
[+compact] : low vowels
[-compact] : high and mid vowels
[+grave] : back vowels
[-grave] : front vowels
[+flat] : rounded vowels
[-flat] : unrounded vowels
Dua aspek penting dari sistem ini adalah tidak ada ketentuan yang
dibuat karena lebih dari dua derajat depan/belakang dan tidak ada ketentuan
yang lebih dari 3 derajat tingginya vokal. Tuntutan yang melekat pada proposal
ini adalah bahwa tanpa bahasa akan kontras lebih dari dua derajat dari
depan/belakang atau lebih dari 3 derajat tingginya vokal. Sejak fitur-fitur ini
dirancang hanya menangkap kontras fonologi pada bahasa-bahasa, tidak pada
masalah [
] dan [a] adalah
sungguh vokal tengah yang bersifat fonetik atau
bahwa [Ɛ] adalah vokal tinggi keempat diantara [e] dan [æ]. /i/ dan /a/
ditetapkan sebagai [+back]; /Ɛ/ ditetapkan sebagai vokal tengah, bahwa, sebagai
[-diffuse, -compact], dan dibedakan dari /e/ dengan sebuah fitur tambahan,
tense, dan dirumuskan berikut (Jakobson dan Halle, 1956:30) :
Tense/lax : akustik— tinggi (vs rendah) jumlah total dari energi pada
konjungsi dengan pelebaran lebih besar (vs lebih kecil) dari jalan vokal yang
jauh dari posisi istirahat itu.
Vokal /e/
adalah [+tense], sedangkan vokal /Ɛ/ adalah [-tense]. Persamaan /i/ dan /u/
adalah [+tense], sedangkan vokal lax (lemah) yang berhubungan /t/ dan /u/ adalah [-tense].
Penurunan derajat/tingkat depan/belakang, jika sebuah bahasa mempunyai dua fonem
/u/ (fonem bulat belakang) dan /i/ (fonem tidak bulat tengah), ini bisa dibedakan
pada dasar spesifikasi untuk fitur flat: /u/ adalah [+grave, +flat], dan /i/
adalah [+grave, -flat]. Pada sisi lain, jika bahasa yang sama membandingkan /Ɯ/
(sebuah vokal tak bulat belakang) dan /i/ (vokal tak bulat tengah), sebuah
masalah akan muncul sejak kedua vokal ini akan ditetapkan sebagai tak bulat
belakang, bahwa, sebagai [+grave, -flat]. Walaupun tanpa bahasa yang telah ditunjukan
mempunyai kontras, perbedaan antara /Ɯ/ dan /i/ akan secara masuk akan
dikarakteristikkan dengan menetapkan bentuk sebagai [+tense] dan kemudian
sebagai [-tense]. Demikian sehingga Jakobson berpendapat bahwa bahasa-bahasa
itu tidak kontras 3 derajat depan/belakang dapat dipelihara (tetapi lihat
2.5.3).
Empat
fitur yang tersisa dari jalan vokal, namanya voice, continuant, strident, dan
nasal, didefinisikan sebagai berikut (Jakobson dan Halle, 1956:30), 31):
Voiced/voiceless: akustik— kehadiran vs ketidakhadiran eksitasi frekuensi lemah
yang periodik; artikulatori— vibrasi periodik dari kord vokal vs vibrasi
lemah/kurang.
Discontinuous/continuant: akustik— kesunyian (paling kecil dari jarak frekuensi di atas
vibrasi jalan vokal) mengikuti dan/atau mendahului dengan penyebaran energi
yang berlebihan sebuah dari frekuensi yang luas .... vs ketidakhadiran dari
transisi abtrupt antara bunyi dan sebuah kesenyapan; arikulatori— penurun cepat
pada dan mati/putus dari sumber salah satu melalui sebuah penutupan dan/atau
pembukaan dari jalannya vokal yang membedakan bunyi konsonan dari menarik
(bahwa stops dan afrikatif dari frikatif).
Strident/mellow: akustik— bunyi intensitas tinggi vs bunyi intensitas rendah;
artikulatori— pinggir-kasar vs lembut-pinggir....
Nasal/oral
(nasal/nonnasal): akustik— menyebarkan
energi daerah frekuensi lebih luas (vs lebih sempit) dengan sebuah reduksi pada
intensitas formant tertentu (terutama pertama) dan introduksi dari formants
tambahan (nasal); artikulatori— resonator mulut dilengkapi dengan rongga hidung
vs pengeluaran dari resonator nasal.
Semua vokal yang dibicakan sebelumnya ditetapkan [+voice,
+continuant, -strident, -nasal]. Walaupun bahasa-bahasa diketahui mempunyai
voiceless seperti sebagai vokal nasal, vokal-vokal umumnya ditetapkan
[+continuant, dan [-strident]. Bahwa, semua vokal adalah karakteristik dari
arus udara yang terus-menerus, sedangkan tak satu vokal pun adalah
karakteristik dari suara/noise intensitas tinggi dijelaskan dengan spesifikasi
[+continuant] dan [-continuant] dan [+strident] dan [-strident] dibatasi pada
konsonan.
Fitur Distingtif Konsonan
Dengan konsonan berarti, dalam kerangka Jakobson, setiap segmen
yang tidak ditetapkan [-cons, +cons]. Bahwa setiap segment adalah salah satu
memenuhi syarat sebagai sebuah konsonan [+cons] atau [-voc]. Salah satu yang
menakjubkan dari sistem fitur Jakobson bahwa itu dibuat mungkin digolongkan
pada konsonan dan vokal pada batasan fitur yang sama. Mengingat pembicaraan
ahli fonetik vokal yang berada di depan, tengah, atau belakang tetapi konsonan
berada labial, dental, dll, perbedaan penempatan dari dua artikulator wajib
membuat vokal dan konsonan berhubungan dalam sistem Jakobson ddengan fitur diffuse dan grave. Tabel 2.2 (lihat
Halle, 1964:396) menunjukkan bagaimana fitur distingtif yang sama tentu saja diijelaskan
karena vokal-vokal diambil kontras dari konsonan bahasa Inggris. Sebagai pusat
lebih awal, fitur konsonantal dan vokalic dibedakan antara konsonan yang benar,
yang mana [+cons, -voc]; liquids, yang mana [+cons, +voc]; dan glides, yang
mana [cons, -voc]. Sebagai tambahan,
korelasi berikut antara fitur yang tersisa dan konsonan mereka tetapkan dapat
diekstrakkan dari grafik berikut:
Tabel 2.2 Fitur Distingtif Representasi dari
Konsonan Bahasa Inggris
|
p
|
b
|
f
|
v
|
m
|
t
|
d
|
θ
|
õ
|
s
|
z
|
n
|
č
|
ĵ
|
š
|
ž
|
k
|
g
|
L r
|
w y h
|
Cons
Voc
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+
-
|
+ +
- -
|
- -
-
- -
-
|
Diff
Grave
Flat
Voice
Cont
Strid
Nasal
|
+
+
-
-
-
-
-
|
+
+
-
+
-
-
-
|
+
+
-
-
+
+
-
|
+
+
-
+
+
+
-
|
+
+
-
+
-
-
+
|
+
-
-
-
-
-
-
|
+
-
-
+
-
-
-
|
+
-
-
-
+
-
-
|
+
-
-
+
+
-
-
|
+
-
-
-
+
+
-
|
+
-
-
+
+
+
-
|
+
-
-
+
-
-
+
|
-
-
-
-
-
+
-
|
-
-
-
+
-
+
-
|
-
-
-
-
+
+
-
|
-
-
-
+
+
+
-
|
-
+
-
-
-
-
-
|
-
+
-
+
-
-
-
|
+ +
- -
- -
+ +
+ +
- -
- -
|
- - -
+ - +
+ - -
+ + -
+ + +
- -
-
- - -
|
comp
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
- -
|
- -
-
|
[+diffuse] : konsonan labial dan
dental/konsonan alveolar
[-diffuse] : konsonan palatal dan
velar/konsonan belakang
[+grave] : konsonan labial dan
velar/konsonan belakang
[-grave] : dental/alveolar
dan konsonan palatal
[+voice] : konsonan
bersuara
[-voice] : konsonan
takbersuara
[+continuant] : fikatif, liquid, glides
[-continuant] : stops dan afrikatif
[+strident] : noisy frikatif [labiodental,
alveolar, alveopalatal), afrikatif
[-strident] : less noicy frikatif (interdental,
as well as palatal and velar; see belom), stops, liquids, glides
[+nasal] : konsonan nasal
[-nasal] : konsonan oral
Sebagai
tambahan, konsonan aspirasi, seperti glide /h/, ditetapkan sebagai [+tense].
·
Artikulasi Primer
Analisis fitur ini mungkin hanya
sebuah kesimpulan dari perhatian Jakobson pada kontras bunyi pokok dibanding
pada kontras fonetik dangkal. Sebagai contoh, pertimbangkan grafik konsonan
pada lampiran 1. Pada susunan konsonan ini, sulit membedakan pada 10 tempat
artikulasi : bilabial, labiodental, interdental, dental/alveolar, alveopalatal,
palatal, velar, uvular, paringal, dan glotal. Cukup jelas, bagaimanapun, bahwa
tanpa bahasa kontras 10 tempat artikulasi. Agaknya, jika satu diambil sebuah penutup
lihat pada tabel konsonan ini, jumlah rintangan teramati. Beberapa rintangan
ini representasi kombinasi fitur yang mungkin; untuk contoh, voiced glotal
stops tidak ada. Rintangan lain yang diwakili kombinasi fitur yang jarang
terjadi seperti palatal dan velar
affricates ([cϛ, ǰj] dan [kx, gy],
yang merupakan frekuensi yang sangat sedikit daripada labiodental, alveolar,
dan alveopalatal afrikatif ([pf, bv), [ts, dz]
dan [č, ǰ] == [tš, dž]).
Daftar bahwa hanya frikatif [θ] dan
[õ] direpresentasikan padan posisi dental (afrikatif [tθ] dan [dõ]
yang juga mungkin, seperti kita akan lihat berikut). Demikian, hanya pada
frikatif terdapat kontras potensial antara konsonan interdental dan
dental/alveolar, bahwa, /θ/ dan /õ/ vs /s/ dan /z/. Jika orang bisa tunjukan
bahwa terdapat sebuah fitur tambahan yang membedakan 2 pasang konsonan, setelah
itu akan tidak panjang menjadi sulit mengakui sebuah posisi interdental sebagai
perbedaan relevan berkenaan dengan fonologi. Jakobson et al (1952, 1956)
mengatakan bahwa sebuah fitur akan ada, disebut Strident, dan bahwa /θ/ dan /õ/
berbeda dari /s/ dan /z/ pada bentuk [-strident], mengingat kemudian adalah
[+strident]. Dengan kontras ini, yang biasanya dilihat sebagai perbedaan pada
tempat artikulasi, dapat diinterpretasi sebagai perbedaan pada komponen noise.
Faktanya, persamaan kontras ini antara [+strident] dan [-strident], dapat
dipakai membedakan frikatif labial [
,
], yang adalah
[-strident], dan labiodental frikatif [f, v] yang adalah [+strident]. Akhirnya,
alveopalatal [š, ž] berbeda dari palatal frikatif [Ç, j] pada yang mereka sebut
[+strident]. Kami akhirnya sampaikan fitur berikut dengan spesifikasi :
|
|
f
|
θ
|
s
|
š
|
Ç
|
p
|
pf
|
t
|
ts
|
č
|
c
|
Strid
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
|
+
|
+
|
-
|
cont
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Demikian,
fitur strident dan continuant menetapkan oposisi stop/frikatif, stop/afrikatif,
dan afrikatif/frikatif. Dengan pemakaian fitur strident, enam tempat artikulasi
(bilabial, labiodental, interdental, dental/alveolar, alveopalatal, palatal)
direduksi menjadi 3. Kami arahkan ke 3 tempat artikulasi seperti labial,
dental, dan palatal, menegaskan pada pemikiran bahwa setiap stan (pendirian)
ini untuk dua tempat artikulasi fonetik yang tepat.
Jakobson, Fant dan Halle (1952:24) tujuan lebih lanjut bahwa
uvular frikatif [X] berbeda dari vlar frikatif [x] pada ditandai [+strident],
mengingat kemudian adalah [-strident]. Walaupun pekerjaan ini untuk oposisi
frikatif dalam dua posisi ini, tidak mungkin melihat perbedaan antara velar
stop [k] dan uvular stop [q] sebagai satu strident. Harms (1968:32) pemakaian
fitur flat (lihat berikut) membedakan /k/ dan /q/ pada Quechua : /k/ adalah
[-flat] dan [q] adalah [+flat]. Ini hanya mungkin, bagaimanapun, jika tidak
terdapat oposisi antara /kw/ dan /q/ , sejak /kw/,
menjadi konsonan bulat, adalah [+flat]. Walaupun fitur Jakobson tidak memadai
untuk tujuan ini, itu akan ditunjukan pada 2.4.2.1 bahwa velar dan uvular dapat
diklasifikasi dibawah pimpinan yang akan disebut velar. Dengan begitu terdapat
empat posisi umum, setiap subdivisi menjadi dua tempat artikulasi fonetik yang
spesifik dibedakan dari fitur lain:
Bilabial Labiodental Interdental Dental/Alveolar
Alveolar
Palatal
Velar Uvular
Empat
tempat artikulasi ini dibedakan dari maksud dua fitur distingtif grave dan
diffuse :
|
LABIAL
|
DENTAL
|
PALATAL
|
VELAR
|
Grave
|
+
|
-
|
-
|
+
|
Diffuse
|
+
|
+
|
-
|
-
|
·
Artikulasi sekunder
Perbedaan pada konsonan dengan artikulasi sekunder (labialisasi, palatalisasi,
dll) ditangkap dari maksud fitur flat (dirumuskan lebih awal), sharp, dan
checked, kemudian keduanya menjadi definisi berikut (Jakobson dan Halle,
1956:31):
Sharp/plain:
akustik— fonem sharp dalam kontradiksi yang berhubungan sederhana adalah salah
satu karakteristik dari sebuah perubahan yang naik dari beberapa komponen
frekuensi tinggi mereka; artikulatori— fonem sharp (celah melebar) vs plain
(celah menyempit) memperlihatkan sebuah pass paringal yang meluas, bahwa,
sebuah lubang belakang melebar dari resonator mulut; membatasi
palatalisasi bersamaan dan lubang mulut
yang kompartemen (ruang terpisah).
Checked/unchecked:
akustik— nilai tinggi dari pelepasan energi sampai waktu interval berkurang vs
nilai rendah dari pelepasan sampai interval yang lebih panjang; artikulatori—
glotal vs non-glotal.
Fitur ini
didefinisikan berikut yang ditetapkan dari konsonan dengan artikulasi sekunder
(hanya spesifikasi plus yang penting di sini):
[+flat] :
labilized, velarized, pharynealized, and retroflex consonants
[+sharp] :
palatalized consonants
[+checked] : glotalized consonants
Cf. [+tense] :
aspirated dan geminate/long consonants
Dengan perlakuan konsonan labial, velar, paringal, retrofleks
semuanya sebagai manifestasi fonetik dari spesifikasi fitur [+flat], tuntutan
dibuat bahwa tanpa bahasa yang kontras, mengatakan /tw/ dan /ț/,
atau /ţ/ dan /tƜ/. Sistem fitur ini maka kan dibuat sebuah
tuntutan—atau prediksi— tentang bahasa-bahasa yang not membuat sistem fitur
yang tidak berhubungan dengan artikulasi sekunder sebagai realisasi dari properti
berikut yang sama. Dalam pengertian ini, flat adalah apa yang datang kemudian
dikenal sebagai sebuah “fitur penutup,” sejak itu dapat menduduki salah satu
dari empat kempungkinan kontras fonologi dari bahasa yang dengan maksud 13 ciri
berikut (tidak termasuk fitur nada dan stress):
1. Vokalic
2. Consonantal
3. Compact
4. Diffuse
5. tense
|
6. Voice
7. Nasal
8. Continuant
9. strident
|
10. Checked
11. Grave
12. Flat
13. sharp
|
Ciri-ciri ini mewakili inovasi dari 3 area : (1) ciri yang diambil
bukan menjelaskan bagia-bagian fonetik, (2) ciri-ciri semuanya berpasangan
(biner) secara alami, (3) ciri-ciri didefinisikan dalam batasan akustik semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar