Linguistik
berarti ilmu bahasa. Sebagai ilmu bahasa, linguistik memiliki berbagai cabang
ilmu. Cabang-cabang itu di antaranya: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
pragmatik, dan wacana. Fonologi adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji
seluk-beluk bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Morfologi adalah cabang ilmu
bahasa yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Sintaksis
adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji seluk beluk wacana, kalimat, klausa,
dan frasa, sedangkan semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna
satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal.
Berbeda
dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik yang mempelajari arti
bahasa secara internal, pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari arti
bahasa secara eksternal. Jadi, semantik mengkaji tentang arti yang disebut arti
lingual (lingual meaning) sedangkan pragmatik mengkaji arti dari sudut pandang
yang berbeda yaitu pembicara (speakers meaning). Berikut ini adalah beberapa
pengertian pragmatik dari ahli-ahli linguistik.
Menurut
Yule (1996:3), pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh
penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Sebagai akibatnya
studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan
orang dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau
frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri. Pragmatik adalah studi tentang
maksud penutur.
Huang
(2007), Pragmatics is a rapidly growing field in contemporary linguistics. In
recent years, it has not only become a centre of intense interest in
linguistics and the philosophy of language, it has also attracted a
considerable amount of attention from anthropologists, artificial intelligence
workers, cognitive scientists, psychologists, and semioticians.
Pendapat
Verschueren (1999), Pragmatics can be defined as the study of language use, or,
to employ a somewhat more complicated phrasing, the study of linguistic
phenomena from the point of view of their usage properties and processes. This
base-level definition does not introduce a strict boundary between pragmatics
and some other areas in the field of linguistics, such as discourse analysis,
sociolinguistics, or conversation analysis. Yet it is rarely disputed, and when
thinking through its logical consequences it has interesting implication for
the way in which pragmatics tob be situated in the science of language in
general.
Pendapat
Mey (1993), Pragmatics is the science of language seen in relation to its
users. That it to say, not the science of language in its own righat, or the
science of language as seen and studied by the linguistists, or the science of
language as the expression of our desire to play schoolmarm, but the science of
language as it is used by real, live people, for their own pusposes and within
their limitations and affordances (to use a Gibsonian term; see Gibson 1979).
Pendapat
Kalish dalam (Gazdar, 1979:2), Pragmatics, so conceived, is simply the
extension of the semantical truth-definition to formal languages containing
indexical terms. Menurut Kadmon (2001:1), yang membedakan semantics dan
pragmatics. Semantics only covers “literal
meaning”. Pragmatics has to do with language use, and with “going beyond the
literal meaning.”
Daftar Pustaka
Cummings,
Louise. 2005. Pragmatics : A Multidisciplinary Perspective. Edinburgh :
Edinburgh University Press Ltd.
Gazdar,
Gerald. 1979. Pragmatics : Implicature, Presupposition, and Logical Form. London
: Academic Press.
Huang,
Yan. 2007. Pragmatics. New York : Oxford University Press.
Kadmon,
Nirit. 2001. Formal Pragmatics : Semantics, Pragmatics, Presuposition, and Focus. Massachusetts
: Blackwell Publishers.
Mey,
Jacob L. 1993. Pragmatics : An Introduction. Cornwall : T.J. Press Ltd.
Verschueren,
Jef. 1999. Understanding Pragmatics. New York : Oxford University Press.
Yule,
George. 1996. Pragmatik. Diterjemahkan dari Pragmatics oleh Indah Fajar
Wahyuni dan Rombe Mustajab. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar