Fonologi adalah
cabang dari ilmu bahasa (linguistik) yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada
umumnya. Fonologi dibagi atas dua bagian yaitu Fonetik dan Fonemik.
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa
bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana
menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia. Fonemik
adalah ilmu yang mempelajari bunyi-ujaran dalam fungsinya sebagai
pembeda arti.
FONETIK
Di bawah payung Fonologi, terdapat dua cabang ilmu
yang masing-masingnya merupakan kajian berbeda. Yang satu bernama fonetik dan
yang satu lagi bernama fonemik. Secara sekilas, istilah ini memang mirip
sehingga sering dirancukan penggunaannya oleh orang awam tetapi bagi linguis,
kedua ilmu ini adalah dua ilmu yang berbeda sehingga perlu dipahami betul-betul
pengertian dan cakupannya agar tidak terjadi salah kaprah. Fonetik meneliti
dasar “fisik” bunyi-bunyi bahasa, yang
dilihat dari dua segi yaitu segi alat-alat bicara serta penggunaannya
dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fonetik organis); dan sifat-sifat
akustik bunyi yang dihasilkan (fonetik artikulatoris). Fonetik organis
menyangkut alat-alat bicara, sedangkan fonetik artikulatoris menyangkut
pengartikulasian bunyi-bunyi bahasa yang lebih dikenal dengan nama gonetik
akustik. Sebagian besar fonetik akustik berdasarkan pada ilmu fisika (tentang
bunyi), yang diterapkan kepada bunyi-bunyi bahasa.
Fonetik adalah ilmu yang mempelajari produksi bunyi
bahasa. Ilmu ini berangkat dari teori fisika dasar yang mendeskripsikan bahwa
bunyi pada hakikatnya adalah gejala yang timbul akibat adanya benda yang
bergetar dan menggetarkan udara di sekelilingnya. Oleh karena bunyi bahasa juga
merupakan bunyi, bunyi bahasa tentunya diciptakan dari adanya getaran suatu
benda yang menyebabkan udara ikut bergetar. Perbedaan antara bunyi bahasa
dengan bunyi lainnya menurut fonetik adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran
alat-alat ucap manusia sedangkan bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda
selain alat ucap manusia. Namun demikian, pada dasarnya deskripsi bunyi bahasa
fonetik ini masih kurang lengkap sehingga akan dilengkapi oleh deskripsi bunyi
bahasa menurut fonemik.
Dalam fonetik, bunyi bahasa dianggap setara dengan
bunyi, yaitu sebuah gejala fisika yang dapat diamati proses produksinya.
Fonetik memang berorientasi dalam deskripsi produksi bunyi bahasa serta
cara-cara yang dapat mengubah bunyi bahasa itu dalam produksinya. Oleh karena
itu, fonetik bertugas mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat di dalam
suatu bahasa. Salah satu contoh konkretnya adalah identifikasi bunyi-bunyi
kontoid dan vokoid dalam suatu bahasa.
FONEMIK
Fonemik sendiri adalah ilmu yang mempelajari fungsi bunyi
bahasa sebagai pembeda makna. Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang
diucapkan manusia itu berupa runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi
dalam deretan itu dapat mengakibatkan perubahan makna. Perubahan makna yang
dimaksud bisa berganti makna atau kehilangan makna. Contoh:
b
|
a
|
b
|
i
|
‘binatang berkaki empat’
|
↓
|
↓
|
|||
p
|
a
|
p
|
i
|
sebutan lain untuk ayah
|
Pada contoh di atas, kata babi memiliki dua
konsonan [b] yang menjadi awal suku kata pertama dan kedua sedangkan kata papi
memiliki konsonan [p] sebagai awal suku kata pertama dan keduanya. Selain kedua
bunyi itu, bunyi lainnya dan posisi/urutan bunyi lain itu sama. Perbedaan bunyi
[b] dan [p] pada posisi/urutan yang sama dapat mengubah makna kata, inilah yang
dikaji oleh fonemik.
Ada trik lain untuk mengenali suatu kajian merupakan
fonetik atau fonemik, yaitu melalui istilah yang digunakan untuk menyebut bunyi
bahasa. Fonetisi, para ahli fonetis, cenderung menggunakan istilah fon untuk
satuan bunyi bahasa dan nama vokoid-kontoid-semivokoid untuk kategori fon.
Untuk fonemik, para ahli menggunakan istilah fonem dan vokal-konsonan-semivokal.
Jika
dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh
alat-alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam
fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-ujaran
yang manakah yang dapat mempunyai fungsi untuk membedakan arti.
Daftar
Kepustakaan
Kridalaksana,
Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi
Keempat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Verhaar, J.W.M.
2010. Asas-asas Linguistik Umum.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar