Kamis, 21 Maret 2019

Tangisan Cycloop


Dalam dentang waktu tak tertebak
Hujan menangis dengan tangisan sekeras petir
isi hatimu kau luapkan tiba-tiba
malam menjadi cekam kilat sambar menyambar
Amarahmu kau luapkan 
Amarahmu kau semburkan 
Amarah dan air matamu membasahi bumi kenambai umbai
lewat terjangan air, tanah dan pasir
pohon dan batu yang merupakan perisaimu
kau semburkan jatuh ke bawah
menyayat dan meluka ratusan tubuh
ratusan rumah kau rengkuh dalam dekapan sekejap
bumiku bersedih
alamku merana 
mahluk-mahluknya menjadi korban
sebagian tak bernyawa sebagian tertimbun amarahmu
sebagian kehilangan hati dan harap
menjadi pengungsi yang kedinginan di pinggir-pinggir kali
di pinggir-pinggir rumah pengungsian

Antara rumah luluh lantak
bercampur pasir bercampur batu bercampur kayu
bercampur pula ribuan hati dan tubuh-tubuh kuyub di atas tanah Cenderawasih
danauku hanya pasrah
menampung semua airmatamu
menampung air mata langit yang membasahi bumiku Sentani
airnya menjadi keruh kecoklatan
dipenuhi amarah siklop
merendam semua kampung dan rumah di pinggirnya
keindahan menjadi kabung 
menjadi risai tak berasa dalam genangan-genangan menakutkan

Semua jembatan kau patahkan tertanda kesabaranmu telah habis
tertanda sang Mama telah berhenti berharap
penghargaan dan penghormatan terhadapmu
telah ternoda
telah terhianati oleh ulah-ulah manusia
jalan air telah ditutup
pohon-pohon sagu tinggalah legenda
pohon-pohon ditebang
sekitarmu diobrak-obrak manusia tak berhati
kepala airmu menjadi objek wisata yang muncul di media sosial milik para pemburu
kau hanya menatap sedih
dalam linangan langit dan rintikan hujan
masih mendung masih hitam masih menanda murkamu belum usai

Kisahmu akan menjadi cerita masa depan
Kisah di bawah hujan
cerita penyayat hati
cerita penyegar hati-hati yang telah busuk oleh ulah ketamakan
cerita pengenang kekalahan manusia di bawah langit
di bawah kaki siklop
di bawah kaki malam
.....

(Heram, 21 Maret 2019)


Rabu, 06 Maret 2019

Tanahku papuaku

Dalam pergolakan waktu
tiadalah yang dapat bertahan
begitu banyak bekas bekas telapakmu
begitu banyak bekas
bekas luka di hati
bekas luka sejarahmu
bekas luka tak terjawab yang terbayang
masa lalu dan masa sekarang menjadi dua tak terbagi

Ekonomi menjadi pemangsa utama
alamku mulai tergerus
batas-batas semakin memudar
otsus mungkin akan menjadi sebuah wacana
wacana yang tak bisa diselesaikan
tak dapat pula dianalisis
terkadang hanya bisa ditangisi dalam diam

Dalam bayangbayang jingga
tanah adatku mulai terampas
tanah adat milik generasi mendatang
helai demi helai menjadi putih
kecoklatannya telah hilang oleh ulah mahluk tak bertepi yang kami sebut
ekonomi......

zona konservasi berangsur tersakiti
hijauku memudar
coklatku memudar
nyanyian burung surga terasa sangat jauh
menyayat hatiku hati tanahku
hati ipariparku
mambruk dan kasuari menari di pantai
tanpa musik alunan tifa
yospan dan lemon nipis menjadi penutup senja di batas tanahku
dalam buaian malam pengasingan
kutitip rindu ini agar menyebar ke pantai dan pegunungan
memunculkan harap di riak-riak tanahku
agar untaian kata ini terdengar di kampung
terdengar pula di hati ondoafiku
dan semua saudaraku setanahku berpijak

Suaraku seperti air gunung siklop
bersih jernih tanpa pasir
tanpa ada yang berbisik
suaraku agar tanahku
agar bumiku menjadi lautan cinta alamku
lautan penghuni beragam sukuku
yang kelak menjadi lantunan indahku dalam budayaku
.........


Jayapura, 07 Maret 2019




Andaikan

Hari ini.....
Mentari bersinar sangat terang,
seakan ingin menyinari dunia luas jarak
Memudarkan kelam menetralkan keluh
sekian terik menyatu dalam alam-alam manusia
Membasah keringat bercucur insan kemudi
hari berjalan tak berhenti seirama dentang hatihati manusia
semuanya di bawah mentari

Panas ini.....
ingin mencairkan bekunya hati
menyinar semburat tak beralas
lambaian daundaun bernyanyi sunyi
aktivitas mahluk di bawa mentari
tak berhenti mencari sesuap sesosok harap
antara hitam dan putih bergelut unjuk gigi di bawah pesona hidup
semua di bawah mentari

Hari ini ....
Perkelahian antara usaha dan takdir
mencari siapa yang paling benar paling tepat paling teratas di bawah mentari
apakah usaha dapat meleburkan takdir
apakah kerja keras dapat meminimalkan resah
apakah keteguhan hati dapat merobohkan tembok
di bawah mentari
..............