Selasa, 03 November 2015

Liku-liku Hubungan Studi Fonetik dan Fonemik



Fonologi adalah cabang dari ilmu bahasa (linguistik) yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. Fonologi dibagi atas dua bagian yaitu Fonetik dan Fonemik. Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia. Fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti.

FONETIK
Di bawah payung Fonologi, terdapat dua cabang ilmu yang masing-masingnya merupakan kajian berbeda. Yang satu bernama fonetik dan yang satu lagi bernama fonemik. Secara sekilas, istilah ini memang mirip sehingga sering dirancukan penggunaannya oleh orang awam tetapi bagi linguis, kedua ilmu ini adalah dua ilmu yang berbeda sehingga perlu dipahami betul-betul pengertian dan cakupannya agar tidak terjadi salah kaprah. Fonetik meneliti dasar “fisik” bunyi-bunyi bahasa, yang  dilihat dari dua segi yaitu segi alat-alat bicara serta penggunaannya dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fonetik organis); dan sifat-sifat akustik bunyi yang dihasilkan (fonetik artikulatoris). Fonetik organis menyangkut alat-alat bicara, sedangkan fonetik artikulatoris menyangkut pengartikulasian bunyi-bunyi bahasa yang lebih dikenal dengan nama gonetik akustik. Sebagian besar fonetik akustik berdasarkan pada ilmu fisika (tentang bunyi), yang diterapkan kepada bunyi-bunyi bahasa.
Fonetik adalah ilmu yang mempelajari produksi bunyi bahasa. Ilmu ini berangkat dari teori fisika dasar yang mendeskripsikan bahwa bunyi pada hakikatnya adalah gejala yang timbul akibat adanya benda yang bergetar dan menggetarkan udara di sekelilingnya. Oleh karena bunyi bahasa juga merupakan bunyi, bunyi bahasa tentunya diciptakan dari adanya getaran suatu benda yang menyebabkan udara ikut bergetar. Perbedaan antara bunyi bahasa dengan bunyi lainnya menurut fonetik adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran alat-alat ucap manusia sedangkan bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda selain alat ucap manusia. Namun demikian, pada dasarnya deskripsi bunyi bahasa fonetik ini masih kurang lengkap sehingga akan dilengkapi oleh deskripsi bunyi bahasa menurut fonemik.
Dalam fonetik, bunyi bahasa dianggap setara dengan bunyi, yaitu sebuah gejala fisika yang dapat diamati proses produksinya. Fonetik memang berorientasi dalam deskripsi produksi bunyi bahasa serta cara-cara yang dapat mengubah bunyi bahasa itu dalam produksinya. Oleh karena itu, fonetik bertugas mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat di dalam suatu bahasa. Salah satu contoh konkretnya adalah identifikasi bunyi-bunyi kontoid dan vokoid dalam suatu bahasa.

FONEMIK
Fonemik sendiri adalah ilmu yang mempelajari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna. Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang diucapkan manusia itu berupa runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi dalam deretan itu dapat mengakibatkan perubahan makna. Perubahan makna yang dimaksud bisa berganti makna atau kehilangan makna. Contoh:
b
a
b
i
‘binatang berkaki empat’
p
a
p
i
sebutan lain untuk ayah
Pada contoh di atas, kata babi memiliki dua konsonan [b] yang menjadi awal suku kata pertama dan kedua sedangkan kata papi memiliki konsonan [p] sebagai awal suku kata pertama dan keduanya. Selain kedua bunyi itu, bunyi lainnya dan posisi/urutan bunyi lain itu sama. Perbedaan bunyi [b] dan [p] pada posisi/urutan yang sama dapat mengubah makna kata, inilah yang dikaji oleh fonemik.
Ada trik lain untuk mengenali suatu kajian merupakan fonetik atau fonemik, yaitu melalui istilah yang digunakan untuk menyebut bunyi bahasa. Fonetisi, para ahli fonetis, cenderung menggunakan istilah fon untuk satuan bunyi bahasa dan nama vokoid-kontoid-semivokoid untuk kategori fon. Untuk fonemik, para ahli menggunakan istilah fonem dan vokal-konsonan-semivokal. Jika dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-ujaran yang manakah yang dapat mempunyai fungsi untuk membedakan arti.

Daftar Kepustakaan
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Verhaar, J.W.M. 2010. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar