Rabu, 06 Maret 2019

Tanahku papuaku

Dalam pergolakan waktu
tiadalah yang dapat bertahan
begitu banyak bekas bekas telapakmu
begitu banyak bekas
bekas luka di hati
bekas luka sejarahmu
bekas luka tak terjawab yang terbayang
masa lalu dan masa sekarang menjadi dua tak terbagi

Ekonomi menjadi pemangsa utama
alamku mulai tergerus
batas-batas semakin memudar
otsus mungkin akan menjadi sebuah wacana
wacana yang tak bisa diselesaikan
tak dapat pula dianalisis
terkadang hanya bisa ditangisi dalam diam

Dalam bayangbayang jingga
tanah adatku mulai terampas
tanah adat milik generasi mendatang
helai demi helai menjadi putih
kecoklatannya telah hilang oleh ulah mahluk tak bertepi yang kami sebut
ekonomi......

zona konservasi berangsur tersakiti
hijauku memudar
coklatku memudar
nyanyian burung surga terasa sangat jauh
menyayat hatiku hati tanahku
hati ipariparku
mambruk dan kasuari menari di pantai
tanpa musik alunan tifa
yospan dan lemon nipis menjadi penutup senja di batas tanahku
dalam buaian malam pengasingan
kutitip rindu ini agar menyebar ke pantai dan pegunungan
memunculkan harap di riak-riak tanahku
agar untaian kata ini terdengar di kampung
terdengar pula di hati ondoafiku
dan semua saudaraku setanahku berpijak

Suaraku seperti air gunung siklop
bersih jernih tanpa pasir
tanpa ada yang berbisik
suaraku agar tanahku
agar bumiku menjadi lautan cinta alamku
lautan penghuni beragam sukuku
yang kelak menjadi lantunan indahku dalam budayaku
.........


Jayapura, 07 Maret 2019




Tidak ada komentar:

Posting Komentar