Selasa, 03 November 2015

Fitur Distingtif Jacobson




Pentingnya pekerjaan Trubetzkoy yang dia coba memberikan sebuah analisis fonologikal dari kontras fonetik. Dalam kerangkanya, adalah mungkin tidak hanya mendeskripsikan oposisi adalah /p/ dan /b/, seperti dalam bahasa Inggris /pIn/ dan /bIn/, sebagai bersuara, tetapi juga dikarakteristikkan sebagai bilateral, proporsional, privatif, dan neutralizable (ternetralisasi). Dengan dugaan ini, Trubetzkoy telah dapat menyatakan bagaimana kontras fonetik yang sama mungkin berbeda struktur dalam bahasa lain. Tergantung pada sistem, sebuah pemberian oposisi mungkin menjadi privatif dalam suatu bahasa tetapi gradual (berjenjang) dalam bahasa lainnya (contoh, /u/ : /o/ dalam Yoruba dan Turki).
Sementara perhatian Trubetzkoy telah menangkap properti fonological seperti kontras  fonetik  yang sering sebagai bersuara dalam konsonan dan tinggi dalam vokal, perhatian Jacobson, menemukan anggota lain dari Sekolah Prague, sedikit berbeda. Jacobson ingin membangun sebuah teori fonologi yang akan meramalkann hanya oposisi-oposisi itu yang dapat ditemukan dalam bahasa-bahasa. Pada khususnya, dia berhipotesis bahwa kehadiran beberapa oposisi fonetik menghalangi kehadiran oposisi lain. Untuk contoh, dalam kerja seperti Jakobson, Fant dan Halle (1952) dan Jakobson dan Halle (1956) mempertahankan bahasa-bahasa itu tidak mempunyai perbedaan antara konsonan labial, velar, dan faringal, bahwa /CW/, /CƜ/, dan /C/ berturut-turut. Jacobson mengklaim bahwa sebuah pemberian bahasa akan kontras hanya satu dari ketiga tipe konsonan dengan /C/ sederhana/datar. Dengan demikian, dapat menjadi oposisi antara /C/ dan /CW/, /C/ dan /CƜ/, /C/ dan /Ç/, satu tidak bisa ditemukan sebuah oposisi antara /CW/ dan /CƜ/, /CƜ/ dan /Ç/, /CW/ atau /Ç/. Saling terpisah dari 3 jenis konsonan memimpin Jacobson, Fant dan Halle bertujuan bahwa mereka adalah realisasi fonetik permukaan/dangkal dari fitur pokok yang sama dari kedataran/kerataan. Hipotesis mereka bahwa terdapat nomor batasan dari ciri-ciri seperti itu, dikatakan 12 sampai 15, yang bersama anggota semua oposisi ditemukan dalam bahasa-bahasa di dunia.
Sejak lebih dari 12 sampai 15 ciri-ciri fitur fonetik sulit dibedakan dari variasi bunyi yang terjadi pada bahasa-bahasa, itu menjadi nyata bahwa beberapa ciri-ciri fonetik ini akan menjadi “conflated” kumpulan yang terbatas dari fonologikal atau ciri-ciri distingtif. Mewakili ini, kemudian, sebuah permulaan awal utama dari studi fonetik tentang bunyi tuturan. Dalam kerjanya, ahli fonetik dan fonologi lain, memberikan sebuah asumsi bahwa fitur yang sama dipakai menggolongkan kontras fonologi dalam sebuah bahasa dan mendeskripsikan isi fonetik dari bunyi tuturan yang bervariasi. Pandangan Jakobson bahwa terdapat perbedaan fonetik tertentu, seperti labialisasi, velarisasi, dan paringalisasi,  yang tidak tersedia didalamnya sebagai ciri-ciri  tetapi cukup mewakili lebih dari fitur fonologi dasar dari flatnees. Jadi, untuk kali pertama, kemungkinan adalah menghibur bahwa kumpulan ciri-ciri fonologikal mungkin tidak sama seperti kumpulan ciri-ciri fonetik.


1.       Artikulatori vs Ciri Akustik
Sejak studi fonetik awal, bagian-bagian telah diklasifikasi menurut properti artikulatori mereka. Pada konsonan, untuk contoh, seseorang bertanya dimana sebuah bunyi dihasilkan (tempat artikulasi), bagaimana itu dihasilkan (cara artikulasi), dan apa keadaan glotis (bersuara, tak bersuara, dll). (Faktor lain dimasukkan bagaimana mekanisme aliran udara dilibatkan dan apakah velum tinggi atau rendah). Pada vokal, seseorang bertanya lidah bagian mana yang ditinggikan (depan, belakang, pusat/tengah), berapa banyak itu ditinggikan (tinggi, tengah, rendah), dan apakah bibir bulat. Saat ini sangat umum dan cara lama mengklasifikasi bunyi-bunyi, sekarang mungkin dengan kemajuan teknologi mengelompokkan bunyi-bunyi menurut properti akustik mereka. Bahwa, ciri-ciri fonetik demikian sebagai suatu yang membedakan [p] dari [b] dapat menyatakan salah satu dalam batasan apa yang dilibatkan dalam produksi bunyi dalam sistem vokal atau dalam batasan karakteristik dari sinyal akustik yang disimpulkan dari tanda-tanda artikulatori berbeda. Pada kata lain, segmen-segmen dapat serupa (atau tidak serupa) salah satu dalam cara mereka dihasilkan atau dalam cara mereka dibunyikan, dua aspek yang tentu ada berhubungan.
Walaupun tekanan berlebihan diberikan pada sudut artikulatori fonetik, terdapat beberapa kasus penting dimana properti fonologikal tidak dapat menjadi anggota karena tanpa mempertimbangkan properti akustik bunyi dalam pertanyaan. Sebuah kasus mudah ditampilkan dalam data berikut dari Fe?fe?-Bamileke:
[vap]         ‘to whip’
[fat]          ‘to eat’
[čak]         ‘to seek’
Pada bahasa ini, oral stop [p], [t], dan [k] dapat terjadi pada akhir kata mendahului dari sebuah vokal tak bulat rendah.  Dalam kata yang berbeda antara  [a] (vokal depan yang mirip ke vokal Prancis patte ‘paw’) dan [ɑ] (vokal belakang yang serupa dengan bunyi ɑ pada ‘father’ dalam dialekt tertentu dalam bahasa Inggris) semuanya berlebihan : sebelum [p] dan [k] kami menemukan [ɑ], dan sebelum [t] kami menemukan [a]. Pertanyaannya adalalah, mengapa?
Selagi vokal depan mungkin jadi yang diharapkan menjadi ke belakang sebelum vokal belakang (velar), perubahan dari /a/ ke /ɑ/ sebelum [p] tidak mudah dijelaskan. Itu akan nampak pada [p] dan [k], yang bersama berfungsi dalam proses belakang ini, telah ada fitur fonetik secara umum--- dan bahkan artikulatori mereka dihasilkan pada perbedaan ekstrim dalam rongga mulut.
Alasan bahwa [p] dan [k] bersama sebagai sebuah properti akustik yang mana [t] tidak dapat bersama  dengan salah satu. Kedua [p] dan [k], sejak mereka dihasilkan pada posisi tepi (periphery) dari dari rongga mulut (satu di bibir dan satu di belakang mulut), hasil konsentrasi dari energi dalam frekuensi rendah spektrum bunyi (lihat Fant, 1960 untuk diskusi lebih lanjut). Sejak bunyi alveolar/dental dan palatal memotong rongga mulut menjadi dua, mereka tidak membuat sebuah rongga mulut yang besar, tetapi cukup dua rongga mulut yang lebih kecil. Akibatnya mereka mempunyai sebuah berkonsentrasi dari energi dengan frekuensi tinggi dari spektrum bunyi. Perbedaan akustik ini secara langsung menyatu ke dalam sistem fitur yang diusulkan oleh Jacobson, dkk. Konsonan labial dan velar disebut bersama adalah properti graveness (low tonality/frekuensi rendah), dan alveolar dan palatal bersama adalah properti acuteness (high tonality/frekuensi tinggi).
Pembentukan vokal [a] dan [ɑ], vokal belakang, seperti konsonal labial dan velar, dihasilkan di periphery dari rongga mulut, sejak lidah naik ke belakang mulut; vokal depan, seperti konsonan dental/alveolar dan palatal, dihasilkan pada bagian non-peripheral (atau medial/tengah) rongga mulut, sejak lidah naik ke tengah mulut. Sebagai akibat, konsonan dan vokal keduanya berbeda dalam properti akustik dari graveness/acuteness, seperti berikut:
Grave                                       Acute
Labial C’s                                 dental/alveolar C’s
Velar C’s                                  palatal C’s
Back V’s                                   front V’s
Sekarang bahwa properti akustik dari konsonan dan vokal telah diidentifikasi, bentuk-bentuk Fe?fe? diberikan diatas dapat menjadi keterangan karena dengan cara yang berterus-terang. Sebagai ganti menulis sebuah aturan fonologi dalam batasan segmen-segmen, seperti berikut :
/a/ → [ɑ] /   ---  { } ##
Yang mana tengah /a/ menjadi /ɑ/ sebelum word-final [p] dan [k], aturan seharusnya ditulis dalam batasan ciri-ciri fonetik :
Acute → Grave / --- Grave ##
Low V     Low V          C
Sebuah vokal rendah acute menjadi sebuah vokal renldah grave sebelum konsonan grave. Formulasi ini menyatakan bahwa proses pada pertanyaan secara fonetik mendorong: vokal rendah telah berubah setuju pada graveness dengan konsonan word-final. Pada pengertian ini, aturan ini bisa menjadi perbandingan dengan aturan kehadiran palatalisasi pada awal bagian ini. Kedua aturan dimasukkan kasus assimilasi dengan bagian-bagian yang memperoleh ciri-ciri bagian yang melingkupi. Assimilasi ini dapat menjadi salah satu artikulatori atau akustik secara alami, tergantung pada fitur yang berasimilasi. Demikian dibutuhan fitur artikulatori dan akustik dalam fonologi (lihat Hyman, 1973a).
2.       Fitur Binary dan Nonbinary
Sementara satu inovasi Jacobson dan teman kerjanya telah telah memasukkan fonetik akustik dalam fonologi, inovasi lain telah mengubah semua fitur fonologi dalam yang berpasangan. Bahwa, sebuah sebuah fitur mempunyai hanya dua nilai, satu yang ditunjuk sebagai [+F] dan yang lain sebagai [-F]. Pada banyak kasus hanyak hanya sebuah pendekatan berpasangan adalah fonologi penting, seperti dalam oposisi yang Trubetzkoy istilahkan privatif. Demikian, fonem adalah salah satu [+nasal] atau [-nasal], meskipun secara fonetik beberapa bunyi mungkin menjadi lebih nasal berat daripada lainnya. Bunyi [b] adalah sering dikatakan menjadi lebih bersuara penuh dalam bahasa Prancis daripada dalam Bahasa Inggris. Untuk tujuan fonologikal, bagaimanapun  keduanya adalah [+voice]. Agaknya akan ada pernyataan fonetik yang menetapkan degree (tingkat/derajat) dari voicing atau degree dari nasality, dll. Tetapi bahasa-bahasa rupanya akan jarang, jika pernah,  dipakai dua derajat/tingkat dari voicing atau nasality untuk tujuan kontrastif.
Pada kasus lain, bagaimanapun, sifat dasar pasangan dari sebuah fitur tidak menjadi jelas. Sementara oposisi equipollent Trubetzkoy, seperti labial vs dental, dapat gampang diinterpretasi kembali sebagai [±labial] dan [±dental] (meskipun ini bukan maksud Jacobson), oposisi gradual Trubetzkoy nampak menentang reinterpretasi berganda. Jadi, vokal /i, e, Ɛ, æ/ berbeda dalam derajat vokal tinggi dan akan nampak memerlukan sebuah skala, disebut dari [vokal tinggi 1] untuk /æ/ ke [vokal tinggi 4] untuk /i/. Bagaimanapun, seperti akan ditunjukkan dalam diskusi ciri-ciri vokal, Jacobson menafsirkan kembali empat vokal tinggi ini dalam batasan 2 ciri binary (berpasangan), membaur dan tersusun/rapi. Menurut pengakuan bahwa semua ciri adalah berpasangan, menyangkut ciri-ciri yang adalah gradual secara logika dari sebuah sudut pandang fonetik, Jacobson membuat sebuah perubahan penting dengan semua analisis bunyi linguistik sebelumnya---  sebuah perubahan yang masih diperdebatkan sampai sekarang, seperti kita akan lihat.

3.       Fitur-fitur Distingtif Jakobson dan Halle
 Sejak fitur-fitur binary diusulkan akan dirancang hanya menangkap oposisi fonologikal mencari pada bahasa-bahasa, tetapi tidak sulit menangkap realisasi fonetik yang berbeda dari oposisi-oposisi ini, mereka disebut satu set distinctive features. Sejak fitur-fitur ini tidak berarti menjadi fitur-fitur fonetik, tetapi lebih fitur-fitur fonologikal, mereka bukan akun untuk setiap detil fonetik dari segmen-segmen fonologikal.
Fitur-fitur Kelas Mayor
Barangkali fitu-fitur yang terbaik menyatakan motivasi pendekatan Jakobson adalah ia membangun mengklasifikasi bunyi-bunyi kelas mayor. Walaupun fonetik tradisional membedakan konsonal, vokal, glide (semivokal/semikonsonan), dan liquid. Jacobson dkk mengusulkan 2 fitur binary, konsonantal dan vokalik. Seperti semua fitur Jacobson, konsonantal dan vokalik dapat dirumuskan dalam batasan dari salah satu akustik mereka atau korelasi artikulatori mereka. Jadi, Jakobson dan Halle (1956:29) mendefinisikan fitur-fitur ini seperti berikut :
Vokalik/non-vokalic: akustik— kehadiran vs ketidakhadiran sebuah struktur formant yang ditegaskan tajam; artikulatori— utama atau hanya eksitasi (penguatan) pada glottis bersama dengan lintasan bebas melewati jalan vokal.
2 fitur binary ini ditetapkan menjadi 4 kelas mayor segment, seperti berikut :
TRUE CONSONANT              VOWEL                   LIQUID                GLIDE
                                                           
e.g.     /p/                                     /a/                             /l/                          /y/
Kelas konsonan yang benar (mencakup stop, frikatif, affrikatif, dan nasal) ditetapkan sebagai [+cons, -voc], sejak mereka dikarakteristikkan dengan sebuah halangan pada jalan vokal dan olehkarena itu tidak mengizinkan jalannya udara bebas; kelas vokal, pada sisi lain, dikhususkan sebagai hanya oposisi, bahwa, [-cons, +voc], karena tidak ada hambatan dan sebagai konsekuensi lintasan bebas udara melalui jalan vokal. Kelas liquid (untuk contoh, bunyi /l/ dan /r/) dan glides/semivokal (bunyi /w/ dan /y/) adalah intermediate antara 2 kelas ini, bisa dilihat dari spesifikasi fitur mereka.
Spesifikasi ini menyatakan bahwa konsonan yang benar tidak ada pada umumnya dengan vokal-vokal. Pada sisi lain, vokal-vokal dan liquid membagi spesifikasi fitur [+voc], dan vokal dan semivokal membagi spesifikasi fitur [-cons]. Sejak konsonan yang benar dan vokal tidak membagi spesifikasi fitur secara umum, itu dilihat bahwa bahwa dua kelas ini tidak ada secara umum kecuali mereka terdiri atas segmen-segmen. Pada kata lainnya, fitur-fitur binary ini  menyajikan sebuah cara menyatakan “kelas natural” dari segmen-segmen:
C + L  : [+cons]
C + G  : [-voc]
V + L  : [+voc]
V + G  : [-cons]
Gagasan kelas alami adalah sesuatu yang penting dalam fonologi, dan lainnya akan berhubungan dengan detail yang lebih besar pada 5.1.1. Untuk maksud dari diskusi yang muncul, itu cukup dikatakan spesifikasi fitur itu adalah dirancang membuat tuntutan spesifik tentang persamaan kelas segmen. Tuntutan ini adalah dibenarkan dengan studi fonetik pada properti artikulatori dan akustik bunyi dan dengan studi bahasa-bahasa khusus.
Jadi, jika tuntutan itu C + L, C + G, V + L, dan V + G membagi properti secara umum adalah benar, bahasa-bahasa seharusnya diharapkan merefleksikan tuntutan ini. Untuk contoh, aturan fonologi seharusnya terjadi dimana konsonan yang benar dan bersama fungsi liquid pada input--- atau pada output (lihat bagian 5). Seperti kita akan lihat pada 2.4, tuntutan dibuat dari fitur Jacobson bagian ini hanya valid/sah sebagian. 
Fitur-Fitur Distingtif vokal
Sebagai pusat pada bagian sebelumnya, vokal ditetapkan sebagai [-cons, +vov]. Tambahan, tiga parameter tingginya lidah, posisi lidah, dan bibit yang membulat adalah anggota karena dengan fitur diffuse, compact, grave, dan flat, seperti pada tabel 2.1 (lihat Halle, 1962:389)
  Tabel 2.1

i
e
æ
u
o
Ɔ
a
Consonantal
Vocalic
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
Diffuse
Compact
Grave
Flat
+
-
-
-
-
-
-
-
-
+
-
-
+
-
+
+
-
-
+
+
-
+
+
+
-
+
+
-
Voice
Continuant
Strident
Nasal

+
+
-
-
+
+
-
-
+
+
-
-
+
+
-
-
+
+
-
-
+
+
-
-
+
+
-
-

Fitur diffuse, compact, grave, dan flat yang didefinisikan oleh Jacobson dan Halle (1956:29) seperti berikut :
Compact/diffuse: akustik— konsentrasi tinggi (vs rendah) dari energi pada bagian yang relatif sempit, daerah pusat spektrum, ditemani sengan sebuah kenaikan (vs penurunan) dari total jumlah energi; artikulatori— bagian depan-diapit vs bagian belakang-diapit (perbedaan terletak pada hubungan antara volume ruang resonansi pada depan penyempitan paling dangkal dan belakang menyempit).
Grave/acute: akustik— konsentrasi dari energi pda frekuensi rendah (vs tinggi) dari spektrum; artikulatori— periferal vs medial....
Flat/plain: akustik— fonem flat pada kontradiksi pada salah satu yang berhubungan adalah  dikarakteristikan dengan perubahan menurun atau melemah dari beberapa komponen frekuensi yang tinggi; artikulatori— fonem yang terbentuk (celah dipersempit) pada kontradiksi untuk fonem akhir (celah diperluas) adalah dihasilkan dengan sebuah pengurangan mulut belakang atau depan dari resonator mulut, dan sebuah gerak velarisasi bersamaan resonator mulut.
Dari tabel 2.1 korelasi berikut dapat dicatat antara fitur-fitur dan vokal-vokal mereka tetapkan:
[+diffuse]            : high vowels
[-diffuse]             : mid and low vowels
[+compact]         : low vowels
[-compact]          : high and mid vowels
[+grave]               : back vowels
[-grave]                                : front vowels
[+flat]                   : rounded vowels
[-flat]                    : unrounded vowels
Dua aspek penting dari sistem ini adalah tidak ada ketentuan yang dibuat karena lebih dari dua derajat depan/belakang dan tidak ada ketentuan yang lebih dari 3 derajat tingginya vokal. Tuntutan yang melekat pada proposal ini adalah bahwa tanpa bahasa akan kontras lebih dari dua derajat dari depan/belakang atau lebih dari 3 derajat tingginya vokal. Sejak fitur-fitur ini dirancang hanya menangkap kontras fonologi pada bahasa-bahasa, tidak pada masalah [ ] dan [a] adalah sungguh vokal tengah yang bersifat fonetik atau  bahwa [Ɛ] adalah vokal tinggi keempat diantara [e] dan [æ]. /i/ dan /a/ ditetapkan sebagai [+back]; /Ɛ/ ditetapkan sebagai vokal tengah, bahwa, sebagai [-diffuse, -compact], dan dibedakan dari /e/ dengan sebuah fitur tambahan, tense, dan dirumuskan berikut (Jakobson dan Halle, 1956:30) :
Tense/lax : akustik— tinggi (vs rendah) jumlah total dari energi pada konjungsi dengan pelebaran lebih besar (vs lebih kecil) dari jalan vokal yang jauh dari posisi istirahat itu.
Vokal /e/ adalah [+tense], sedangkan vokal /Ɛ/ adalah [-tense]. Persamaan /i/ dan /u/ adalah [+tense], sedangkan vokal lax (lemah) yang  berhubungan /t/ dan /u/ adalah [-tense]. Penurunan derajat/tingkat depan/belakang, jika sebuah bahasa mempunyai dua fonem /u/ (fonem bulat belakang) dan /i/ (fonem tidak bulat tengah), ini bisa dibedakan pada dasar spesifikasi untuk fitur flat: /u/ adalah [+grave, +flat], dan /i/ adalah [+grave, -flat]. Pada sisi lain, jika bahasa yang sama membandingkan /Ɯ/ (sebuah vokal tak bulat belakang) dan /i/ (vokal tak bulat tengah), sebuah masalah akan muncul sejak kedua vokal ini akan ditetapkan sebagai tak bulat belakang, bahwa, sebagai [+grave, -flat]. Walaupun tanpa bahasa yang telah ditunjukan mempunyai kontras, perbedaan antara /Ɯ/ dan /i/ akan secara masuk akan dikarakteristikkan dengan menetapkan bentuk sebagai [+tense] dan kemudian sebagai [-tense]. Demikian sehingga Jakobson berpendapat bahwa bahasa-bahasa itu tidak kontras 3 derajat depan/belakang dapat dipelihara (tetapi lihat 2.5.3).
Empat fitur yang tersisa dari jalan vokal, namanya voice, continuant, strident, dan nasal, didefinisikan sebagai berikut (Jakobson dan Halle, 1956:30), 31):
Voiced/voiceless: akustik— kehadiran vs ketidakhadiran eksitasi frekuensi lemah yang periodik; artikulatori— vibrasi periodik dari kord vokal vs vibrasi lemah/kurang.
Discontinuous/continuant: akustik— kesunyian (paling kecil dari jarak frekuensi di atas vibrasi jalan vokal) mengikuti dan/atau mendahului dengan penyebaran energi yang berlebihan sebuah dari frekuensi yang luas .... vs ketidakhadiran dari transisi abtrupt antara bunyi dan sebuah kesenyapan; arikulatori— penurun cepat pada dan mati/putus dari sumber salah satu melalui sebuah penutupan dan/atau pembukaan dari jalannya vokal yang membedakan bunyi konsonan dari menarik (bahwa stops dan afrikatif dari frikatif).
Strident/mellow: akustik— bunyi intensitas tinggi vs bunyi intensitas rendah; artikulatori— pinggir-kasar vs lembut-pinggir....
Nasal/oral (nasal/nonnasal): akustik— menyebarkan energi daerah frekuensi lebih luas (vs lebih sempit) dengan sebuah reduksi pada intensitas formant tertentu (terutama pertama) dan introduksi dari formants tambahan (nasal); artikulatori— resonator mulut dilengkapi dengan rongga hidung vs pengeluaran dari resonator nasal.
Semua vokal yang dibicakan sebelumnya ditetapkan [+voice, +continuant, -strident, -nasal]. Walaupun bahasa-bahasa diketahui mempunyai voiceless seperti sebagai vokal nasal, vokal-vokal umumnya ditetapkan [+continuant, dan [-strident]. Bahwa, semua vokal adalah karakteristik dari arus udara yang terus-menerus, sedangkan tak satu vokal pun adalah karakteristik dari suara/noise intensitas tinggi dijelaskan dengan spesifikasi [+continuant] dan [-continuant] dan [+strident] dan [-strident] dibatasi pada konsonan.
Fitur Distingtif Konsonan
Dengan konsonan berarti, dalam kerangka Jakobson, setiap segmen yang tidak ditetapkan [-cons, +cons]. Bahwa setiap segment adalah salah satu memenuhi syarat sebagai sebuah konsonan [+cons] atau [-voc]. Salah satu yang menakjubkan dari sistem fitur Jakobson bahwa itu dibuat mungkin digolongkan pada konsonan dan vokal pada batasan fitur yang sama. Mengingat pembicaraan ahli fonetik vokal yang berada di depan, tengah, atau belakang tetapi konsonan berada labial, dental, dll, perbedaan penempatan dari dua artikulator wajib membuat vokal dan konsonan berhubungan dalam sistem Jakobson ddengan  fitur diffuse dan grave. Tabel 2.2 (lihat Halle, 1964:396) menunjukkan bagaimana fitur distingtif yang sama tentu saja diijelaskan karena vokal-vokal diambil kontras dari konsonan bahasa Inggris. Sebagai pusat lebih awal, fitur konsonantal dan vokalic dibedakan antara konsonan yang benar, yang mana [+cons, -voc]; liquids, yang mana [+cons, +voc]; dan glides, yang mana [cons, -voc].  Sebagai tambahan, korelasi berikut antara fitur yang tersisa dan konsonan mereka tetapkan dapat diekstrakkan dari grafik berikut:
Tabel 2.2 Fitur Distingtif Representasi dari Konsonan Bahasa Inggris

p
b
f
v
m
t
d
θ
õ
s
z
n
č
ĵ
š
ž
k
g
L  r
w  y  h
Cons
Voc
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+  +
-   -
-   -   -
-   -   -
Diff
Grave
Flat
Voice
Cont
Strid
Nasal
+
+
-
-
-
-
-
+
+
-
+
-
-
-
+
+
-
-
+
+
-
+
+
-
+
+
+
-
+
+
-
+
-
-
+
+
-
-
-
-
-
-
+
-
-
+
-
-
-
+
-
-
-
+
-
-
+
-
-
+
+
-
-
+
-
-
-
+
+
-
+
-
-
+
+
+
-
+
-
-
+
-
-
+
-
-
-
-
-
+
-
-
-
-
+
-
+
-
-
-
-
-
+
+
-
-
-
-
+
+
+
-
-
+
-
-
-
-
-
-
+
-
+
-
-
-

+  +
-   -
-   -
+  +
+  +
-   -
-   -

-   -   -
+  -   +
+  -   -
+  +  -
+  +  +
-   -   -
-   -   -
comp
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-   -
-   -   -

[+diffuse]            : konsonan labial dan dental/konsonan alveolar
[-diffuse]             : konsonan palatal dan velar/konsonan belakang
[+grave]               : konsonan labial dan velar/konsonan belakang
[-grave]                                : dental/alveolar dan konsonan palatal
[+voice]                               : konsonan bersuara
[-voice]                                : konsonan takbersuara
[+continuant]    : fikatif, liquid, glides
[-continuant]     : stops dan afrikatif
[+strident]          : noisy frikatif [labiodental, alveolar, alveopalatal), afrikatif
[-strident]           : less noicy frikatif (interdental, as well as palatal and velar; see belom), stops, liquids, glides
[+nasal]                                : konsonan nasal
[-nasal]                 : konsonan oral
Sebagai tambahan, konsonan aspirasi, seperti glide /h/, ditetapkan sebagai [+tense].




·         Artikulasi Primer
Analisis fitur ini mungkin hanya sebuah kesimpulan dari perhatian Jakobson pada kontras bunyi pokok dibanding pada kontras fonetik dangkal. Sebagai contoh, pertimbangkan grafik konsonan pada lampiran 1. Pada susunan konsonan ini, sulit membedakan pada 10 tempat artikulasi : bilabial, labiodental, interdental, dental/alveolar, alveopalatal, palatal, velar, uvular, paringal, dan glotal. Cukup jelas, bagaimanapun, bahwa tanpa bahasa kontras 10 tempat artikulasi. Agaknya, jika satu diambil sebuah penutup lihat pada tabel konsonan ini, jumlah rintangan teramati. Beberapa rintangan ini representasi kombinasi fitur yang mungkin; untuk contoh, voiced glotal stops tidak ada. Rintangan lain yang diwakili kombinasi fitur yang jarang terjadi  seperti palatal dan velar affricates ([cϛ, ǰj] dan [kx, gy], yang merupakan frekuensi yang sangat sedikit daripada labiodental, alveolar, dan alveopalatal afrikatif ([pf, bv), [ts, dz] dan [č, ǰ] == [tš, dž]).
Daftar bahwa hanya frikatif [θ] dan [õ] direpresentasikan padan posisi dental (afrikatif [tθ] dan [dõ] yang juga mungkin, seperti kita akan lihat berikut). Demikian, hanya pada frikatif terdapat kontras potensial antara konsonan interdental dan dental/alveolar, bahwa, /θ/ dan /õ/ vs /s/ dan /z/. Jika orang bisa tunjukan bahwa terdapat sebuah fitur tambahan yang membedakan 2 pasang konsonan, setelah itu akan tidak panjang menjadi sulit mengakui sebuah posisi interdental sebagai perbedaan relevan berkenaan dengan fonologi. Jakobson et al (1952, 1956) mengatakan bahwa sebuah fitur akan ada, disebut Strident, dan bahwa /θ/ dan /õ/ berbeda dari /s/ dan /z/ pada bentuk [-strident], mengingat kemudian adalah [+strident]. Dengan kontras ini, yang biasanya dilihat sebagai perbedaan pada tempat artikulasi, dapat diinterpretasi sebagai perbedaan pada komponen noise. Faktanya, persamaan kontras ini antara [+strident] dan [-strident], dapat dipakai membedakan frikatif labial [ , ], yang adalah [-strident], dan labiodental frikatif [f, v] yang adalah [+strident]. Akhirnya, alveopalatal [š, ž] berbeda dari palatal frikatif [Ç, j] pada yang mereka sebut [+strident]. Kami akhirnya sampaikan fitur berikut dengan spesifikasi :

f
θ
s
š
Ç
p
pf
t
ts
č
c
Strid
-
+
-
+
+
-
-
+

+
+
-
cont
+
+
+
+
+
+
-
-
-
-
-
-

Demikian, fitur strident dan continuant menetapkan oposisi stop/frikatif, stop/afrikatif, dan afrikatif/frikatif. Dengan pemakaian fitur strident, enam tempat artikulasi (bilabial, labiodental, interdental, dental/alveolar, alveopalatal, palatal) direduksi menjadi 3. Kami arahkan ke 3 tempat artikulasi seperti labial, dental, dan palatal, menegaskan pada pemikiran bahwa setiap stan (pendirian) ini untuk dua tempat artikulasi fonetik yang tepat.
Jakobson, Fant dan Halle (1952:24) tujuan lebih lanjut bahwa uvular frikatif [X] berbeda dari vlar frikatif [x] pada ditandai [+strident], mengingat kemudian adalah [-strident]. Walaupun pekerjaan ini untuk oposisi frikatif dalam dua posisi ini, tidak mungkin melihat perbedaan antara velar stop [k] dan uvular stop [q] sebagai satu strident. Harms (1968:32) pemakaian fitur flat (lihat berikut) membedakan /k/ dan /q/ pada Quechua : /k/ adalah [-flat] dan [q] adalah [+flat]. Ini hanya mungkin, bagaimanapun, jika tidak terdapat oposisi antara /kw/ dan /q/ , sejak /kw/, menjadi konsonan bulat, adalah [+flat]. Walaupun fitur Jakobson tidak memadai untuk tujuan ini, itu akan ditunjukan pada 2.4.2.1 bahwa velar dan uvular dapat diklasifikasi dibawah pimpinan yang akan disebut velar. Dengan begitu terdapat empat posisi umum, setiap subdivisi menjadi dua tempat artikulasi fonetik yang spesifik dibedakan dari fitur lain:
LABIAL                                                                       DENTAL
                      Bilabial                                 Labiodental                   Interdental               Dental/Alveolar

                                                PALATAL                                                                 VELAR
                        Alveolar                             Palatal                             Velar                           Uvular
Empat tempat artikulasi ini dibedakan dari maksud dua fitur distingtif grave dan diffuse :

LABIAL
DENTAL
PALATAL
VELAR
Grave
+
-
-
+
Diffuse
+
+
-
-

·         Artikulasi sekunder
Perbedaan pada konsonan dengan artikulasi sekunder (labialisasi, palatalisasi, dll) ditangkap dari maksud fitur flat (dirumuskan lebih awal), sharp, dan checked, kemudian keduanya menjadi definisi berikut (Jakobson dan Halle, 1956:31):
Sharp/plain: akustik— fonem sharp dalam kontradiksi yang berhubungan sederhana adalah salah satu karakteristik dari sebuah perubahan yang naik dari beberapa komponen frekuensi tinggi mereka; artikulatori— fonem sharp (celah melebar) vs plain (celah menyempit) memperlihatkan sebuah pass paringal yang meluas, bahwa, sebuah lubang belakang melebar dari resonator mulut; membatasi palatalisasi  bersamaan dan lubang mulut yang kompartemen (ruang terpisah). 
Checked/unchecked: akustik— nilai tinggi dari pelepasan energi sampai waktu interval berkurang vs nilai rendah dari pelepasan sampai interval yang lebih panjang; artikulatori— glotal vs non-glotal.
Fitur ini didefinisikan berikut yang ditetapkan dari konsonan dengan artikulasi sekunder (hanya spesifikasi plus yang penting di sini):
        [+flat]           : labilized, velarized, pharynealized, and retroflex consonants
       [+sharp]        : palatalized consonants
       [+checked]  : glotalized consonants
Cf.   [+tense]      : aspirated dan geminate/long consonants
Dengan perlakuan konsonan labial, velar, paringal, retrofleks semuanya sebagai manifestasi fonetik dari spesifikasi fitur [+flat], tuntutan dibuat bahwa tanpa bahasa yang kontras, mengatakan /tw/ dan /ț/, atau /ţ/ dan /tƜ/. Sistem fitur ini maka kan dibuat sebuah tuntutan—atau prediksi— tentang bahasa-bahasa yang not membuat sistem fitur yang tidak berhubungan dengan artikulasi sekunder sebagai realisasi dari properti berikut yang sama. Dalam pengertian ini, flat adalah apa yang datang kemudian dikenal sebagai sebuah “fitur penutup,” sejak itu dapat menduduki salah satu dari empat kempungkinan kontras fonologi dari bahasa yang dengan maksud 13 ciri berikut (tidak termasuk fitur nada dan stress):
1. Vokalic
2. Consonantal
3. Compact
4. Diffuse
5. tense
6. Voice
7. Nasal
8. Continuant
9. strident
10. Checked
11. Grave
12. Flat
13. sharp

Ciri-ciri ini mewakili inovasi dari 3 area : (1) ciri yang diambil bukan menjelaskan bagia-bagian fonetik, (2) ciri-ciri semuanya berpasangan (biner) secara alami, (3) ciri-ciri didefinisikan dalam batasan akustik semata.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar